Khutbah Jum'at || Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua
Khutbah Jum'at
Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua
KUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ للهِ
الَّذِى أَمَرَنَا بِبِرِّ الْاَبَاءِ - اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوَالِى النَّعْمَاءِ - وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ خَالِقُ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ - شَهَادَةً
تَكُوْنُ لَنَا ذُخْرًا لِيَوْمِ الجَزَاءِ - وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
وَنَبِيَّنَا مُحَمَدًا عَبْدَهُ وَرَسُوْلُهُ اَتْقَى الْأَتْقِيَاءِ - اَللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تَعْصِمُنَا بِهَا مِنْ
جَمِيْعِ الاَفَاتِ وَأَنْوَاعِ الْبَلَاءِ - وَعَلَى اَلِهِ الْكُرَمَاءِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى الْيَوْمِ اللِّقَاءِ
أَمَّا بَعْدُ - فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ اِتَّقُوا
اللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ وَبِرُّوْا اَبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاءَكُمْ
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Dalam kitab Tanbih al-Ghafilin diceritakan, tiga orang laki-laki terjebak dalam sebuah gua saat turun hujan deras. Malang nasib mereka karena sesaat kemudian batu besar terjatuh dan menutup pintu gua, sehingga tidak memungkinkan mereka keluar kecuali ada bantuan. Dalam kepanikan demikian, mereka bermunajat kepada Allah, karena mereka berpikir hanya Allah dan amal shalih merekalah yang mampu menolongnya
Salah seorang dari mereka berdoa dan menyatakan
bahwa pernah satu ketika dia akan terperosok dalam perbuat zina, namun
dia sadar dan segera menghindar serta bertobat. Ia berdoa, jika hal
demikian termasuk amal shalih maka sudilah kiranya Allah memberinya
pertolongan. Lantas batu besar yang menutup gua tersebut bergeser
sedikit.
Orang kedua lantas mengadukan kebaikannya dan
berharap batu penutup gua tersebut terbuka. Dia menyatakan bahwa dia bekerja
keras dan tulus di sebuah ladang. Dia memiliki hasil jerih payah dalam jumlah
yang banyak berupa sapi, kambing, dan kebutuhan lainnya. Lantas dia memberikan
harta tersebut pada orang yang dulu pernah mengadu padanya karena upah yang
diberikan dirasa kurang. Orang tersebut kemudian menyatakan, jika amal tersebut
adalah bagian amal shalih maka ia memohon kepada Allah untuk memberinya
pertolongan. Tak lama kemudian batu bergeser sedikit.
Orang ketiga kemudian menyampaikan amal kebaikannya.
Dia menceritakan bahwa dia memiliki orang tua yang sudah lanjut usia. Pada
suatu malam dia mengirimkan makanan. Namun begitu sampai di rumah orang tuanya,
mereka sedang tertidur pulas. Ia tidak tega membangunkan, dan tidak beranjak
sedikit pun dari rumah tersebut untuk menjaga makanan yang dia bawa.
Padahal saat itu, kambing-kambingnya masih
berada di tengah lapang dan dapat dimangsa serigala jika tidak segera
diambilnya. Namun dia memilih menjaga makanan yang dia bawa untuk kedua orang
tuanya hingga fajar tiba. Orang ini lantas mengatakan bahwa jika
perbuatan tersebut termasuk amal shalih, hendaklah Allah menolongnya saat itu.
Lantas batu besar yang menutup pintu gua tersebut terbuka hingga mereka bertiga
dapat keluar bebas.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Cerita tersebut memberikan hikmah pada kita
bahwa ada tiga amal shalih yang dapat menjadi wasilah penolong kita saat
menghadapi kesulitan atau kesusahan, yaitu menghindari zina, ketulusan sedekah,
dan berbuat baik pada kedua orang tua.
Salah satu yang sangat penting dalam peristiwa tersebut
adalah amal shalih kepada orang tua yang dapat menjadi penyelamat mereka.
Berbuat baik pada orang tua adalah kewajiban setiap anak. Kewajiban ini
diperintahkan Allah dan Rasulullah dalam berbagai redaksi ayat Al-Qur’an
ataupun hadist Nabi. Bahkan kewajiban berbuat baik pada kedua orang tua, dalam
Al-Qu’ran, disebut setelah kewajiban menyembah atau beribadah kepada-Nya.
Dalam Surat An-Nisa ayat 36 disebutkan:
وَاعْبُدُوا اللهَ
وَلاَتُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua…” (QS an-Nisa: 36)
Kalimat “wa bil walidaini ihsana” ini juga
diulang dalam Surat Al-Isra ayat 23 dan Surat Al-An’am ayat 151. Dalam Surat
Al-Isra ayat 23 disebutkan:
وَقَضَى رَبُّكَ
أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang
tua.”
Sementara dalam Surat Al-An’am ayat 151:
قُلْ تَعَالَوْا أُتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَليْكُمْ أَلَّا
تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Katakanlah, mari kubacakan apa yang diharamkan
atas kamu oleh Tuhanmu, yakni janganlah kamu mempersekutukan-Nya dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua.”
Kalimat “wa bil walaidaini ihsana” diulang dalam
redaksi yang sama, dan rangkaian perintah serupa. Hal ini menegaskan bahwa
kewajiban menghormati, berbuat santun dan baik kepada orang tua adalah
kemutlakan yang harus dipegang oleh setiap orang.
Tentu saja kemampuan kita berbuat baik pada
kedua orang tua akan diganjar oleh Allah dalam berbagai bentuk, baik kebaikan
di dunia ataupun di akhirat kelak. Di dunia, Allah akan memudahkan hidup kita
dan anak-anak kita. Mungkin kita dimudahkan rezeki, diberi umur yang panjang
dan keberkahan, diberikan anak-anak yang shalih dan shalihah.
Rasulullah pernah bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يُمِدَّ اللهُ بِعُمْرِهِ وَيَزِيْدَ فِي رِزْقِهِ فَلْيُبِرَّ وَالِدَيْهِ
وَلْيُصِلْ رَحِمَهُ (رواه البيهقي
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa
Rasulullah bersabda, “Barang siapa berharap Allah menambah umur dan rezekinya,
hendaklah berbakti pada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan sanak
famili” (HR al-Baihaqi).
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Berbuat baik pada orang tua dapat kita wujudkan
dalam berbagai bentuk, seperti menghormatinya, memuliakannya, berkata lembut,
tidak melukai perasaannya, mewujudkan cita-cita luhurnya, memberikan sedekah
kepadanya, dan lain sebagainya. Orang tua kita, dalam berbagai riwayat dan
cerita, adalah kunci kehidupan kita baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
Dalam kitab Durrah al-Nashihin diceritakan Nabi
Musa ingin mencari tahu orang yang akan menjadi temannya di surga. Lantas dia
diperintahkan Allah untuk pergi ke pasar dan menemui seorang tukang jagal. Nabi
Musa keheranan, kenapa menemui tukang jagal miskin? Jawabannya ia dapatkan
setelah mengikuti tukang jagal itu pulang ke rumahnya. Tukang jagal tersebut
adalah orang yang merawat ibunya yang sudah sangat renta dan lumpuh, dia
memasakkan hidangan untuk ibunya dan menyuapinya setiap hari. Saat itu, Nabi Musa
mendengar ibu itu berdoa, “Ya Allah jadikan putraku teman Nabi Musa di Surga”.
Jamaah Jumat rahimakumullah, Berbakti kepada
orang tua tidak hanya ketika mereka berdua masih hidup, tetapi saat keduanya
telah tiada pun, kita tetap bisa berbakti kepadanya. Bisa dengan harta benda
yang kita miliki ataupun dengan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang kita
panjatkan untuk keduanya. Arwah orang tua kita akan menerimanya sebagai hadiah
yang indah ketika di alam barzah. Rasulullah memberikan cara bagaimana berbakti
pada orang tua yang telah meninggal dunia.
Semoga kita menjadi orang-orang yang mampu terus
berbakti kepada kedua orang tua, kapanpun dan di manapun kita berada. Semoga
bakti kita kepada orang tua, menjadikan ridha Allah untuk kebaikan kita baik di
dunia ataupun akhirat kelak.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KE DUA
وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَر
0 Response to "Khutbah Jum'at || Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua "
Post a Comment